PENGAKUAN IMAN RASULI dalam Bahasa Karo dan Bahasa Indonesia.

KEPEDIHAN

Air hujan yang kian turun semakin deras saat itu,membasahi dedaunan,jalanan yang berlubang diwarnai oleh kedatangan air yang mengisi jalanan yang berlubang.kegelapan siang hari itu yang menyelimuti kota di tengah air hujan yang menyucur deras.Lopah yang sejak saat itu termenung sambil mendengar musik dengan earphonenya.sedari tadi turun hujan membasahi rumahnya.Merenung,mengingat masa lalu yang meruak ke permukaan.Teringat dengan kenangan-kenangan yang ia alami dengan Rika.

3 tahun bersama.Lopah sudah melupakannya sejak memutus hubungan dengan Rika.Menghapus jejak Rika.Berjalan sendiri tanpa harus menoleh kebelakang apalagi berjalan bersama Rika,mantannya dulu.

Rika memutus hubungan begitu saja dengan Lopah dengan alasan yang tidak konkret dan tidak jelas.air hujan itu mengingat kan kenangan pahit yang ia dapat bersama Rika. Ia menelannya mentah-mentah pernyataan-pernyataan yang Rika lontarkan kepada Lopah.perasaannya kosong.menerima semua kenyataannya dengan lapang dada,bimbang dan keputus asaan.perlahan melupakan kenangan yang menyakitkan saat bersamanya.

Sudah berjam-jam Lopah duduk termenung.air hujan sudah reda dengan sendirinya.

Dengan sadar ia berdiri untuk bersiap-siap,membenahi diri.Jam di dinding itu sudah menunjukkan pukul 16;00 WIB.sudah saatnya melakukan rutinitas yang sehari-hari ia lakukan seorang diri.

          ‘’Ma,aku lari dulu ya’’ panggil Lopah.

          ‘’sudah sore nak,kamu mandi dulu’’jawab ibu nyaring.

          ‘’selesai lari ya Ma,Lopah pergi dulu’’

Sepatu Olahraga yang ia sering gunakan pada saat berlari.mengikat tali sepatunya dengan kencang.Ia hanya memakai kaos tanpa lengan dengan celana pendek untuk berlari.Memasang earphonenya,mendengarkan lagu Brave Shine dari anime kesukaannya.Berjalan santai menanggalkan rumahnya.bergegas untuk berlari.

          Dengan pesona yang ia pancarkan,mencairkan suasana sekitar daerah kota tempat tinggalnya.dikala ia sedang fokus berlari.Semua mata tertuju dengan Lopah.postur tubuh  yang ideal.badan yang atletis.membuat semua mata wanita termanjakan oleh badan atletis Lopah.

Sekitar 20 menitan berlari,nafasnya mulai tidak teratur.Lopah kelihatannya sudah mulai lelah berlari.matanya melirik kesana kemari mencari-cari bangku,untuk ia singgahi sebentar.

          Sembari duduk,mengatur nafas yang terseol-seol.pandangannya sedikit kabur.berusaha menenangkan diri.melihat sekelilingnya sesekali menghirup udara sekitar yang masih asri dan alami.ia menunduk kan kepala yang menandakan sedang kelelahan.

15 menitan ia menundukkan kepalanya.’’hai’’

‘’hai’’

‘’haiiiiii’’,Lopah mendengar dengan suara yang sayup-sayup terdengar dari telinganya yang ketutupan earphone.

‘’halo,yang duduk di bangku’’.ia melepaskan earphonenya..

‘’hai,maaf aku nda dengar,kenapa ya?’’

(Wanita itu menggelengkan kepalanya)’’sendirian aja masnya?’’

‘’ia mba,saya sendiri,saya barusan keliling dari daerah sini.’’

Sambil menyodorkan tangannya’’kenalin nama aku Wita’’

‘’maaf mba tangan saya kotor,nama saya Lopah’’

‘’boleh saya duduk disini?’’Wita bertanya nyaring

‘’boleh kok mba’’sambil menggeser posisi tubuhnya.

‘’ada apa ya mba?’’tanya Lopah

‘’gak ada apa-apa kok mas,saya hanya mau pengen kenalan aja sama mas,soalnya mas kelihatannya orang yang baik,jadi saya berani..kan diri untuk kenalan sama mas Lopah’’

Ia tertegun mendengar ucapan Wanita yang baru saja ia kenal.jam sudah menunjukkan pukul 18:20 WIB,langsung saja ia ingin menyudahi perjumpaannya dengan wanita kenalannya di sore itu.

‘’Maaf mba,saya rasa perkenalan kita sudah cukup,saya mau pulang dulu..badan saya sudah kotor mba.makasih banyak mba sudah mau kenalan dengan saya’’

‘’mas Lopah mau pulang?,sama-sama mas..hati-hati di jalan ya mas’’

Sejak saat itu Wita menyukai sifat Lopah yang cuek dan dingin terhadap Wita.

Dalam perjalanan pulang pun,Lopah teringat dengan wanita yang berbicara kepadanya.

“Aku tidak mau menyakitinya,aku tidak ingin berjumpa lagi dengannya..cukup satu hari ini aja aku berjumpa dan berbicara dengan wanita,aku tidak mau lagi kejadian itu terulang’’

Berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu.berusaha melupakan kejadian yang menimpa dirinya sore itu juga.Akar semua masalah itu di mulai dengan perjumpaanku dengan seorang wanita.