SENDIRI DALAM KERAMAIAN
Di keheningan
senja,berkabut memancarkan aura kengerian di sekitar perkampungan yang memecah
kebuntuan di kala hujan melanda..gemercik air hujan yang turun dari sela-sela
genteng yang sudah lapuk di terpa air hujan dan terik matahari yang menyinari
genteng seakan-akan memberii tanda genteng sudah akan mencapai batas usia nya.
Di bawah kaki
gunung yang selalu di hiasi oleh kabut dan hawa dingin yang selalu membuat bulu
kuduk merinding jika terkena angin malam yang menghampiti kulit,menusuk kedalam
kulit hingga menembus tulang.
Rian seorang anak
kampung,yatim piatu dan hanya memiliki seorang nenek,dan hidupnya selalu
sederhana….kesunyian?sudah menjadi teman sejak lama,teman yang tidak seperti
yang diinginkan oleh rian,17 tahun,keadaan yang ingin membuktikan diri dan
ingin mencoba sesuatu yang baru.neneknya sudah tidak bekerja lagi,kakek Rian
sudah menghadap yang maha kuasa,dan hanya ia yang menjadi tulang punggung bagi
neneknya,neneknya sudah rentan dan mencapai batas umur senja,hanya duduk
menikmati masa-masa tua dan duduk di kursi goyang kesayangan sang nenek.
Rian sejak subuh
tadi sudah bekerja mencari kayu dan menjual nya dikota,membeli semua kebutuhan
untuk makan dan kebutuhan yang lain untuk neneknya.
Rian sangat
menyayangi neneknya,dan itu adalah haknya untuk membahagiakan sang
nenek,walaupun sudah ditinggal orangtuanya sejak dia kecil,Rian harus tetap
kuat dan berserah kepada Tuhan,hanya itu satu-satunya jalan yang harus ia
tempuh sebagai umat beragama,introvert adalah jalan satu-satunya yang ia
lewati,kurangnya ilmu dan pengetahuan seputar teknologi tidak membuat ia gentar
menjalani hari-harinya di kaki gunung.semua pekerjaan yang baik jalannya ia
lakukan demi mendapatkan uang demi kesehatan dan kebahagiaan nenek.
Haru bercampur
sedih serta terisak-isak menyelimuti batin Rian,dikala melihat sang nenek yang
akan segera pergi meninggalkan Rian,dan harus menjalani hidup satu-satunya di
kaki gunung,harus
bertahan hidup,itu prinsip
satu-satunya yang harus di pegang,baik keadaan mendesak dan tertekan harus
bertahan hidup.
Masa muda nya semakin liar,hingga
ia bertemu dengan turis-turis asing,berkaca dengan apa yang selama ini ia
lakukan,membuat ia terbelalak dengan kemajuan zaman yang sudah sampai di kaki
gunung.
‘’Aku harus bergerak maju,meninggalkan
zona nyamanku,keputusan yang mengubah nasibku harus ku tentukan dengan keluar
dari kaki gunung ini’’tergerak hati,tekad yang kuat.
Menyusun baju dan celana untuk
bergegas berangkat esok pagi,dan hanya di bungkus kain sarung untuk menutupi
semua pakaian yang akan di kenakannya untuk beberapa hari kedepan..
Masih subuh,kabut tebal menutupi
sebagian kaki gunung,ia berjalan melewati peraiaran,lahan yang terjal ia
lewati,di balut dengan halsduk dan jaket yang tebal untuk menghangatkan
badan,kreeeeek,kaki nya menancap ranting kayu tajam dan menusuk telapak
kakinya…
Ia terengah-engah menahan rasa
sakit dan kedinginan subuh tadi.membalut kaki nya dengan sapu tangan,darahnya
menyucur agak deras,perlahan tapi pasti sedikit demi sedikit menetes di sela-sela
kaki yang telah tertutup oleh sapu tangan.ia berhenti.selonjoran di bawah kayu
yang besar,denyut-denyut di kaki yang kian menghantui dan perlahan memberikan
efek kuat di area kaki nya,lembab,basah,celana yang ia pakai sudah
basah,menambah dingin yang kian menjadi-jadi,ahhhhh ‘’aku harus bergegas,ini
sebagian dari tantangan yang harus ku hadapi’’bangkit,terjatuh
lagi,bangkit,terjatuh lagi.berjalan sambil menyeret kaki yang terluka..
‘’dek,kamu tidak apa-apa?’’
‘’siapa disana??’’
‘’tenang dek,kamu gak saya
apa-apakan’’
Pandangan Rian sudah kabur,dan tak
sadarkan diri
Pria paruh baya itu menggotong Rian
sampai ke pondok dan mengobati kakinya yang terluka,sesekali menyodorkan minyak
kayu putih ke hidung Rian,selang 5 menit,Rian siuman,pria paruh baya itu menyodorkan
air hangat untuk menjaga kondisi rian di tengah pagi buta yang menusuk ke
tulangnya.
‘’Dek,kamu mau kemana?’’
‘’maaf pak,merepotkan Bapak’’
‘’tidak masalah dek,saya melihat
kamu kesakitan,darah keluar dari kaki kamu,oleh karena itu saya membawa
kepondok ini untuk mengobati mu’’
‘’terimakasih pak’’
‘’kamu mau kemana dek?’’
‘’saya mau kekota pak’’
‘’kamu ngapain ke kota,keluarga
kamu ada disini ndak?biar saya antar pulang’’
‘’tidak pak,saya yatim piatu,nenek
saya sudah meninggal,saya mau kekota untuk merubah nasib saya’’
‘’maaf dek,menyinggung perasaan
mu,kota itu kejam dek,sebaiknya kamu bertahan disini saja,terlebih lagi kamu
mengambil resiko ke kota’’
‘’terimakasih pak,bapak orang yang
baik,tapi saya harus menjalankan apa yang sudah saya tetapkan dan itu sudah
menjadi tujuan hidup saya’’
Menatap Rian dengan mata yang sudah
berkaca-kaca
‘’kamu orang yang kuat dek’’
‘’pak..bapak sebenarnya pagi buta
tadi sedang melakukan apa?’’
‘’saya sedang menjerat hewan
dek,untuk perbekalan makan pagi dan untuk satu hari ini.’’
‘’kamu sama seperti anak laki-laki
saya dulu’’
‘’kenapa pak?’’
‘’anak saya dulu sifatnya hampir
sama dengan mu,pantang menyerah,optimis,dan tidak menyusahkan saya,tapi saying
anak saya sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan saya’’
‘’maaf pak,anak bapak meninggal
karena penyakit?’’
‘’tidak dek,anak saya sebelum
meninggal,dia bilang kalau dia mau berburu hewan,tapi kejadiannya malah
berbeda,dia diterkam oleh serigala di hutan dek..bapak mencari nya kesana
kemari namun tidak ketemu,tapi setelah bapak melihat ada bercak darah di
tanah,seakan-akan darahnya memberi bapak petunjuk..bapak mengikuti kemana arah
darah itu pergi..namun apa yang bapak cari tidak di temukan,saya hanya menemukan
sobekan baju anak saya sewaktu dia pergi berburu’’menahan tangis,menunduk.berusaha
tegar dengan semua yang telah terjadi.
‘’maaf pak,menyinggung perasaan
bapak,sebaiknya saya harus bergegas pergi ke kota’’
‘’tapi dek,kondisi kamu belum
sepenuhnya pulih,istirahatlah lebih lama lagi’’
‘’maaf pak,saya harus melanjutkan
perjalanan saya’’
‘’mari saya antar sampai di aliran
sungai,selanjutnya kamu melanjutkan perjalanan sampai ke kota’’
‘’terimakasih banyak pak telah
membantu saya’’
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Perjalanan yang dilewati selama 20
menit,melewati rawa-rawa dan semak-semak belukar,hingga sampai tujuan akhir
‘’terimakasih pak,telah mengantar
saya sejauh ini’’
‘’sama-sama dek,kamu naik sampan
dan kayuh perahunya mengikuti arus sungai,hingga sampai di aliran sungai yang
deras,kamu berhenti,dan mengambil jalur darat yang sudah diberikan
petunjuk,setelah itu 1 hari perjalanan kamu akan sampai ke kota’’
‘’terimakasih pak.saya berangkat
dulu.Tuhan menyertai kamu pak,terimakasih atas segala arahan yang bapak
berikan’’
‘’hati-hati dek’’
Mengayuh sampan dengan
perlahan,selama berbelas-belas menit mengayuh sampan.di kejauhan sudah
terdengar suara aliran air yang deras.semakin lama semakin dekat.sigap
memberhentikan sampan dipinggir batu yang besar.dengan cepat meraih
batu.bergerak meninggalkan sampan.tergelincir.sekuat tenaga memegang
batu.selesai.ia meninggalkan sampan,dan bergerak sesuai dengan intruksi pria
paruh baya itu.sedikit demi sedikit ia meraih tepian.berjalan dengan
tongkat.terus bergerak.beristirahat sejenak.bernafas normal.terlelap oleh arus
air yang terdengar menenagkan batin.
Terik matahari menyinari wajah
rian.melanjutkan perjalanan.terus bergerak.melanjutkan babak baru dalam hidup
rian.
Semakin lama semakin kian terdengar
suara mesin mobil.perasaan senang ketika mendengar suara mobil.semakin
bersemangat untuk melihat bentuk mobil seperti apa..
Akhirnya sampai di jalanan
raya.pelangak-pelongok melihat sekitar.ramai namun sendiri ditengah dunia yang
luas yang tak ketulungan.ia menengadahkan jempolnya ke atas.ingin menumpang di mobil
orang lain.namun mobil tak kian mau berhenti dan memberikan tumpangan.20 menit
menunggu.masih dalam keadaan seperti semula.truk,mobil pribadi,tidak ada
satupun yang berhenti.
Mobil tangki air berhenti.membuka
jendela mobil’’naik dek,butuh tumpangan kan?’’
Mengangguk semangat.bergegas naik
ke mobil.’’makasih pak,sudah memberikan saya tumpangan’’
‘’kamu mau ke kota kan?’’
‘’ia pak,saya mau ke kota’’
‘’kamu istirahat dulu,kamu
kelelahan kan,nanti setelah sampai ke kota saya bangunkan kamu’’
‘’makasih pak,saya tidur sebentar’’
Perjalanan yang berkelok-kelok di
tengah udara yang dingin.walaupun terik matahari,masih merasakan dingin oleh
angin yang telah terbawa oleh pegunungan.
‘’dek..dek bangun..udah sampai’’
‘’makasih pak,saya tidak tahu
membalas kebaikan bapak seperti apa’’
‘’cukup dengan doa saja dek’’
‘’makasih pak ,saya akan
melanjutkan perjalanan saya’’
Kota berbeda dengan perkampungan. melihat jumlah manusia yang
sangat banyak di tengah kota itu.semangatnya semakin menggebu-gebu ketika
sampai di kota.kini saatnya ia bertarung dan bertahan hidup yang sama sekali
sanak keluarga tidak ada.melewati semuanya untuk merubah nasib.
Komentar
Posting Komentar